“Kring .. kring .. “ jam beker Ayu berdering dikamarnya. Tetapi, masih
tak terlihat aktivitas pagi itu. Keluarga Wijaya pagi ini bangun kesiangan.
Suara teriakan terdengar dari kamar Ayu.
“Dek .. masih pagi kenapa berteriak sih ?” Tanya Kak Rizal sambil
menutup telinga dengan bantalnya. “masih pagi bagaimana ? ini sudah jam 7
kurang 15 menit kak !! aku terlambat masuk sekolah.” Ayu histeris sambil
memasuki kamar mandi, dengan mandi yang alakadarnya Ayu langsung berganti
pakaian dan membanjiri seragamnya dengan parfum agar dia menjadi wangi. Setelah
itu Ayu bergegas berangkat sekolah dengan mengendarai mobil kesayangannya,
tidak lupa Ayu membawa sepotong roti tawar untuk pengganjal perut. Ayu berusaha
menjadi pembalap yang sangat ugal – ugalan tetapi alhasil Ayu tetap terlambat,
pintu gerbang sudah tertutup rapat dan didepan gerbang sudah berdiri sesosok manusia yang memiliki wajah garang yaitu Pak Umar penjaga sekolah yang terkenal sangat
disiplin dan patuh dengan perkataan Kepala Sekolah. Dengan langkah perlahan Ayu
mendekati gerbang dan langsung meminta izin kepada Pak Umar agar Ia di izinkan
masuk ke kelas. Seperti biasa Pak Umar tidak langsung memberi izin melainkan
malah mengintrogasi Ayu terlebih dahulu baru setelah itu Ayu di izinkan masuk
tapi, masuk keruang BK bukan ruang kelas.
Bel pulang sudah
berbunyi, Ayu berpamitan dengan teman – temannya yang sejak tadi sibuk
bergosip. Saat Ayu ingin memasuki mobilnya ada salah satu teman Ayu yang
mendekatinya dan bertanya
“Yu, mau kemana ? buru – buru amat kayaknya ?”.
“ah gak buru – buru kok. Duluan ya.” Jawab Ayu sambil tersenyum dan
memamerkan gigi rapinya.
Dengan cepat Ayu melesatkan mobilnya ke sebuah taman yang sangat indah
dengan suasana yang sangat sepi. Ayu memang sering datang ke taman ini untuk sekedar
menenangkan pikirannya. Taman ini menjadi tempat favorite sekaligus tempat
rahasia bagi Ayu. Ayu tidak ingin keluarga atau teman – temannya tau tentang
taman tersebut. ayu sangat terkejut ketika melihat bangku yang sering Ia duduki
malah sudah di duduki seorang gadis yang berparas cantik dan memiliki kulit
putih bersih. Ayu sangat heran karena gadis berparas cantik itu duduk sendirian
di taman yang sepi ini. Gadis itu sedang memejamkan kedua matanya sambil
tersenyum sehingga memperlihatkan lesung pipinya yang sangat indah. Pikiran Ayu
mulai berkhayal yang tidak – tidak.
“Apa gadis ini gila ? atau dia baru kabur dari rumah sakit jiwa?”
pikiran aneh ini mulai muncul diotak Ayu.
“mempunyai banyak teman, dapat bermain dan tertawa bersama pasti sangat
menyenangkan.” Kata gadis itu sambil membuka kedua matanya.
Ayu yang mendengar perkataan itu langsung membelokkan kedua matanya dan
mulai merasa takut. Ayu sudah mengambil langkah untuk lari sekuat tenaga jika
sampai gadis itu mau mendekati Ayu. Tapi, langkah Ayu terhenti saat melihat
gadis itu memberikan senyuman yang tulus untuk Ayu.
“Apa kamu mendengarkan perkataanku tadi ?” Tanya gadis itu sambil
tersenyum. Ayu dengan wajah bingungnya hanya bisa mengangguk. “Apa kau suka
berkhayal ditaman ini ? pasti kau mengira aku adalah gadis gila yang kabur dari
rumah sakit jiwa.” Kata gadis itu dengan santai. Ayu yang mendengar itu
langsung terbelalak kaget. “bagaimana kamu tau aku berfikiran seperti itu?”
Tanya Ayu penasaran. Tak menjawab gadis itu pergi begitu saja. Ayu menjadi
semakin bingung dan yakin gadis itu memang aneh. Keesokan hari dan seterusnya
Ayu selalu bertemu dengan gadis itu. Sampai Ayu terbiasa dengan pertemuannya
itu. Ayu dan gadis itu menjadi sangat akrab. Karena kebiasaan yang sama
terkadang Ayu dan gadis itu mengkhayal dan tertawa bersama di taman.
Seminggu kemudian Ayu
pergi ke taman itu lagi untuk bertemu dengan gadis itu. Ayu ingin memberikan
undangan ulang tahunnya ke gadis itu. Tetapi, sesampainya di taman Ayu tak melihat
sosok gadis itu di bangku yang biasa mereka duduki bersama. Esok harinya pun
sama, saat Ayu pergi ke taman itu lagi Ia tidak pernah lagi bertemu dengan
gadis itu. “kemana perginya dia ? apa dia sudah pindah dari kota ini ?” Tanya
Ayu dalam hati kecilnya. Tak lama terdengar suara “PLAAAK !!!” Ayu memukul
jidatnya sangat keras dan berkata “ kenapa aku gak pernah Tanya nama dia dan
sekolah dia atau bahkan alamat rumahnya. Padahal aku dan dia sudah sangat
akrab.” Ayu sangat kesal dengan kejadian ini. Esoknya saat pulang sekolah Ayu
mencoba pergi ketaman itu lagi dengan harap Ayu bisa bertemu dengan gadis itu
lagi. Tidak bertemu dengan gadis itu Ayu malah bertemu dengan Ibu – ibu tua
yang berparas cantik dan memiliki mata sayu sedang duduk di bangku yang biasa
Ayu tempati bersama dengan gadis itu.
“Apa benar kamu yang bernama Ayu ?” Tanya Ibu tersebut.
“iya benar bu. Ada apa ?” jawab Ayu dengan nada terheran – heran.
“ibu ingin mengajakmu kerumah sakit seberang itu. Kamu mau?” Tanya Ibu
itu dengan lemah lembut.
Ayu mengikuti Ibu itu sampai kedalam ruang ICU. Ayu bingung kenapa Ibu
itu harus mengajaknya keruang ICU padahal Ayu tidak mengenali Ibu – ibu tersebut.
Terkejutnya Ayu saat Ayu melihat gadis yang terbaring lemah di tempat tidur
rumah sakit itu adalah gadis yang akrab dengannya di taman favorite Ayu.
“itu anak Ibu. Sudah seminggu ini tak sadarkan diri. Dia menitip surat
ini sehari sebelum keadaan dia memburuk.” Kata Ibu itu dengan mata berkaca –
kaca. Ayu menerima surat dari Ibu tersebut dan mulai membuka surat itu di luar
ruang ICU.
“hai Ayu, kalau kamu sudah membaca surat ini artinya aku sedang tertidur
menunggu waktuku. Maaf aku tidak bisa menemui mu lagi, tertawa dan berkhayal
bersama mu. Aku senang karena aku bisa bertemu dan berteman baik dengan mu.
Ketika khayalanku menjadi nyata ternyata Tuhan tak mengijinkanku untuk
menikmatinya dan melanjutkan khayalanku itu lagi. Mungkin maksud Tuhan itu
baik. Jika aku tidak pernah bangun dari tidurku jangan meneteskan air mata
karena kepergianku. Aku ingin melihat kamu tersenyum bahagia. Anggap saja
pertemuan kita yang lalu – lalu itu hanya sebuah khayalanmu saja. Anggap aku
ini adalah teman khayalanmu. Oiya aku tak pernah marah jika sampai saat ini
kamu belum menanyakan namaku. Namaku Diva. Sebenarnya aku ingin sekali
mendengarmu bertanya soal namaku tetapi, itu hanya sebuah khayalan. Tetap
berkhayal ditaman itu ya Ayu. Semoga kau tetap menjadi dirimu bagaimanapun
keadaannya. Dari temanmu..” sepenggal isi surat yang Diva tulis untuk Ayu
Setelah membaca surat dari Diva, Ayu menahan air
matanya yang hampir menetes. Ayu tidak ingin Diva kecewa jika Ia melihat Ayu
meneteskan air mata. Ayu sangat takut jika Diva benar – benar tidak akan bangun
dari tidurnya. Ibu Diva mengeluakan air mata sangat banyak dan memeluk Diva
dengan lembut. Ayu yang melihat kejadian ini tak dapat berkata – kata dan
mencoba menahan air matanya yang sudah tak bisa dibendung dimatanya lagi. Tak
lama saat Ayu tersenyum terdengar suara “tiiiiiiiittt …. “ monitor yang
menunjukkan detak jantung Diva mendadak hanya menjadi garis lurus yang tidak
memiliki arti kebahagian.
@endrizfahlevi
0 komentar:
Posting Komentar